Sambut HUT RI, KBRI Canberra Gelar Maraton Wayang Kulit

Shadow puppet

Shadow puppet Source: flickr/Arian Zwegers/CC BY 2.0

Dalam rangka merayakan HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 2018, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra secara khusus menggelar pentas Wayang Kulit dalam Bahasa Inggris dengan lakon "Babat Wana Martha" selama dua hari berturut-turut di National Gallery of Australia (NGA) pada tanggal 29-30 Juli 2018 dan Workshop Wayang Kulit tanggal 31 Juli 2018.

Tiket pertunjukan yang disediakan oleh NGA, sudah habis dipesan masyarakat Canberra dan sekitarnya sejak dua minggu sebelum acara. James O. Fairfax Theatre di NGA yang berkapasitas hampir 300 kursi, dipenuhi penonton yang hadir, mulai dari pejabat Pemerintah Australia, para Duta Besar dan diplomat negara asing, pemerhati budaya hingga anak-anak sekolah. 

Sebagian penonton rela naik mobil hingga ratusan kilometer, seperti mereka yang berasal dari Sydney dan Wagga-Wagga yang berjarak sekitar 300 km dari Canberra. Bahkan ada yang secara khusus terbang dari Melbourne.

Menurut Duta Besar RI untuk Australia, Y. Kristiarto S. Legowo, pertunjukan wayang kulit yang digelar KBRI Canberra ini bertujuan untuk mempromosikan warisan budaya Indonesia yang sudah sangat tersohor di dunia ini kepada masyarakat luas Australia.

"Kesenian Wayang Kulit yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, perlu kita jaga dan lestarikan bersama. Maka, saya sangat bangga melihat tingginya antusiasme masyarakat Australia menyaksikan wayang kulit", tambahnya.

Dibawakan secara apik dan banyak diselingi dialog jenaka serta ungkapan atau bahasa gaul khas Australia, oleh Dalang tersohor, Dr. Joko Susilo yang juga dosen tetap di universitas tertua di Selandia Baru, yakni Otago University, pementasan Wayang Kulit di NGA ini memang istimewa sehingga mudah dimengerti oleh penonton dari segala usia.

Usai pertunjukkan, banyak penonton yang menyerbu panggung untuk melihat dari dekat tokoh-tokoh pewayangan dan juga alat musik Gamelan Jawa. Sebagian dari mereka bahkan mencoba untuk memainkannya.

Salah satu penonton, yakni Pat bersama anaknya, Alithea, langsung mencoba menabuh gamelan dengan penuh antusias. 

"Alat musik Gamelan yang mengiringi wayang sangat luar biasa dan unik karena memiliki banyak nada. Kami benar-benar senang melihat wayang kulit", ujarnya. 

Hal yang sama diungkapkan oleh Stephanie Brown. Bersama suami dan anaknya, dia mengaku sangat terpukau dengan wayang kulit. Penonton lainnya, yakni Lisa mengaku sangat terkesan karena baru pertama kalinya melihat langsung pertunjukan wayang kulit dan gamelan Jawa.

Para pemain Gamelan KBRI Canberra 'Ngesti Budhoyo" yang dipimpin oleh Ki Sugito Hardjodikoro, staf lokal senior KBRI Canberra, sebagian besar terdiri dari masyarakat Australia yang berlatar belakang profesi yang beragam, mulai dari profesor, akademisi, pegawai negeri hingga murid SD. Sebagian dari pemain Gamelan berasal dari beberapa kota besar di Australia, yakni Sydney, Melbourne, Adelaide hingga Perth di ujung barat Australia.

Sementara itu, menurut Imran Hanafi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, pada hari kedua, akan digelar pertunjukan khusus untuk murid sekolah TK hingga SMA di Canberra, khususnya yang tengah belajar di kelas Bahasa Indonesia. 

"Pertunjukan yang dikhususkan bagi pelajar ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan masyarakat Australia sejak dini terhadap Indonesia. Kita ingin menjadikan pendidikan dan kebudayaan menjadi instrumen yang penting dan unik dalam memperkuat hubungan kedua negara", tukasnya.

NGA merupakan salah satu galeri paling terkenal di Australia dan gedung pertunjukannya merupakan salah satu yang paling bergengsi di Australia. Tidak semua karya seni-budaya dari sebuah negara dapat tampil di NGA. 

Pementasan wayang kulit merupakan bentuk pengakuan pihak Australia terhadap kualitas artistik seni budaya Indonesia yang juga telah masuk dalam daftar Warisan Budaya dunia UNESCO ini. 

Menurut Kirsten Pasley, Deputi Direktur NGA, pihaknya memberikan apresiasi terhadap KBRI Canberra yang selama ini telah menjalin kerjasama yang sangat baik dengan NGA. Bahkan NGA juga akan menggelar Pameran Seni Kontemporer Indonesia berskala besar pada tahun 2019 selama 4 (empat) bulan. 

Pementasan Wayang Kulit Indonesia ini diselenggarakan berkat kerjasama antara KBRI Canberra, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI serta NGA.


Share
Published 31 July 2018 12:50am
Updated 31 July 2018 1:03am

Share this with family and friends